Rabu, 23 Mei 2012

KCR- 60 (PAL)



 Pada bulan Mei 2012 Menhan bersama menekan tombol serine bersama Menristek, Kepala Bappenas, Panglima TNI, Kapolri, Kasal, Wamenhan dan Dirut PT. PAL Indonesia sebagai tanda dimulai pembuatan tiga buah KCR 60 di PT. PAL. Semoga di tahun 2013 nanti segera bisa bergabung dengan KRI yang dimiliki oleh TNI AL


Speksifikasi:
KCR 60 M memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 59.80  M dan lebar 8.10 M, mampu melaju hingga 28 knot pada kecepatan maksimum dalam kondisi muatan 50 % . Kapal ini dipersenjatai dengan 1 x Meriam Utama 57 mm, 2 x senjata 20 mm, 2 x 2 Peluncur rudal anti kapal permukaan dan 2 x Decoy Launcher. Kapal ini mempunya olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

Sabtu, 24 Maret 2012

"ALUTSISTA YANG DIMILIKI DAN MASIH PRORES PENGIRIMIAN 2000-2011"

"KRI NANGGAL 402 SETELAH DIPERBAIKI KESELURUHAN DI KORSEL"


24 Maret 2012, Jakarta: Inggris tersingkir dari pemasok alutsista ke Indonesia, karena melakukan embargo ke Indonesia terkait insiden Santa Cruz dan pelarangan penggunaan pada konflik Aceh. Pembelian frigate ringan kelas Ragam buatan BAE System, membuka kembali Inggris menjadi pemasok alustsista. Pembelian tank Scorpion dan Hawk ditenggarai terjadi "mark up".

Pesawat
- 16 unit pesawat tempur Hawk 2009 (Inggris), diterima 1999-2000;
- 4 unit pesawat nirawak Fox AT-1 (Perancis), diterima 2000;
- 19 unit pesawat latih SF-260WS hibah Singapura, diterima 2002;
- 2 unit pesawat tempur Su-27SMK (Rusia), diterima 2003;
- 2 unit pesawat tempur Su-30MK (Rusia), diterima 2003;
- 4 unit pesawat intai maritim Nomad Searchmaster N-24 (Australia), diterima 2003;
- 5 unit pesawat latih TB-10 Tobago-GT (Perancis), diterima 2004-2005;
- 7 unit pesawat latih KT-1B Woong Bee (Korea Selatan), diterima 2003-2005;
- 1 unit pesawat tempur F-5E Tiger-2 (Amerika Serikat) dalam kondisi bekas dimodernisasi di Amerika Serikat, diterima 2006;
- 8 unit pesawat latih/tempur ringan EMB-314 Super Tucano (Brazil) diterima 2012;
- 24 unit pesawat tempur F-16C hibah Amerika Serikat, dimodernisasi menjadi F-16 Block 32, diterima 2012;
- 6 unit pesawat intai maritim NC-212-200MP (Spanyol) dirakit di PT DI, diterima 2005-207;
- 6 unit pesawat angkut NC-212 (Spanyol) dirakit di PT DI, dipesan 2009;
- 9 unit pesawat angkut C-295 (Spanyol) dirakit di PT DI, dipesan 2011 dan diterima 2012-2014;
- 18 unit pesawat latih G-120TP (Jerman), diterima 2012;
- 5 unit pesawat latih KT-1 Wong Bee (Korea Selatan), diterima 2007-2008;
- 16 unit pesawat latih/tempur ringan T-50 (Korea Selatan), diterima 2012;
- 3 unit pesawat tempur Su-27SKM2 (Rusia), diterima 2010;
- 3 unit pesawat tempur Su-30MK2 (Rusia), diterima 2009;
- 6 unit pesawat tempur Su-30MK2 (Rusia), diterima 2012-2012.

Helikopter
- 2 unit helikopter ringan Mi-2 Hoplite (Rusia) dalam kondisi bekas dan bermasalah dalam proses pengadaan, diterima 2003;
- 2 unit helikopter angkut Mi-17 Hip-H (Rusia), diterima 2003;
- 4 unit helikopter angkut Mi-17 Hip-H (Rusia), diterima 2004;
- 2 unit helikopter tempur Mi-35P (Rusia), diterima 2003;
- 15 unit helikopter ringan EC-120 Colibri (Perancis) sebagai helikopter latih TNI AU, diterima 2001-2003;
- 2 unit helikopter ringan EC-120 Colibri (Perancis) sebagai helikopter latih TNI AU, diterima 2009;
- 27 unit helikopter angkut taktis Bell-412EP (Amerika Serikat), dirakit di PT DI, mulai diterima 2012;
- 57 unit helikopter ringan NB0-105CB/CBS (Jerman) termasuk digunakan oleh Polri, dirakit di PT DI, diterima 52 unit 1997-2009;
- 10 unit helikopter AS-532 Cougar/AS-332/NAS-332 (Perancis) dirakit di PT DI, diterima 4 unit 2001-2011;
- 6 unit helikopter angkut taktis Mi-17V5 (Rusia), diterima 2008;
- 6 unit helikopter angkut taktis Mi-17V5 (Rusia), diterima 2011;
- 3 unit helikopter tempur Mi-35P (Rusia), diterima 2010.

Kapal
- 1 unit kapal patroli (RSS Jupiter/KRI Cucut-866) hibah Singapura, diterima 2002;
- 1 unit kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso (Korea Selatan), diterima 2003;
- 4 unit kapal patroli PB-57 Nav-5 (Jerman) dibangun di PT PAL, diterima 2000-2004;
- 3 unit kapal patroli cepat kelas Waspada hibah Brunei Darussalam, digunakan sebagai kapal latih;
- 4 unit kapal jenis LPD 122m (Korea Selatan), 2 LPD dibuat di Korsel dan 2 LPD di PT PAL, diterima 2007-2011;
- 3 unit kapal selam tipe 209/1400 (Korea Selatan), 2 dibuat di Korsel dan 1 dibuat di PT PAL, diterima mulai 2018;
- 2 unit korvet SIGMA-90 (Belanda), diterima 2007;
- 2 unit korvet SIGMA-90 (Belanda), diterima 2008-2009;
- 1 unit frigate kelas SIGMA-105 (Belanda) dibuat di PT PAL, diterima 2012.

Kendaraan tempur
- 11 unit ranpur BVP-2 (Slowakia), diterima 2000.
- 12 unit ranpur amphibi BTR-80A (Rusia), diterima 2002.
- 2 unit ranpur angkut pasukan Casspir (Afrika Selatan), digunakan KOPASSUS, diterima 2004.
- 32 unit APC VAB-VTT (Perancis), termasuk 6 versi ambulance dan 2 versi CP, digunakan TNI di Lebanon, diterima 2007.
- 100 unit kendaraan taktis Sherpa/Elang (Perancis) dibuat di PT PINDAD, 4 unit diterima 2011.
- 22 unit IFV Black Fox/Tarantula (Korea Selatan), diterima 2013 termasuk 11 unit diproduksi di PT PINDAD.
- 10 unit ranpur amphibi LVTP-7A1 hibah Korea Selatan, diterima 2009.
- 17 unit ranpur amphibi BMP-3F (Rusia), diterima 2010;
- 54 unit ranpur amphibi BMP-3F (Rusia), diterima 2012-2013.

Rudal
- 25 unit rudal anti-tank 9M114/AT-6 Spiral (Rusia) untuk helikopter tempur Mi-35P, diterima 2003.
- 16 rudal anti-pesawat udara Igla-1/SA-16 Gimlet (Rusia) untuk helikopter tempur Mi-35P, diterima 2003.
- 74 unit rudal anti-pesawat udara Grom (Polandia), diterima 2007.
- 81 unit rudal anti-pesawat udara Grom (Polandia), diterima 2009.
- 3 unit rudal anti-kapal C-802 (China) dipasang di kapal patroli jenis PB-57.
- 130 unit rudal panggul anti-pesawat udara QW-3 (China) digunakan TNI di Lebanon, diterima 2006-2007.
- 80 unit rudal rudal panggul anti-pesawat udara QW-3 (China) untuk sistem pertahanan udara TD-200B diterima 2009.
- 15 unit rudal panggul anti-pesawat udara QW-3 (China) diterima 2010.
- Rudal anti-kapal C-802 (China) akan dipasang di kapal patroli jenis PB-57 (Todak) dan frigate kelas Ahmad Yani, kontrak belum diketahui.
- 80 unit rudal anti-pesawat udara Mistral (Perancis) untuk korvet SIGMA, diterima 2007.
- 80 unit rudal anti-pesawat udara Mistral (Perancis) untuk korvet SIGMA, diterima 2008-2009.
- 30 unit rudal anti-kapal MM-40 Block-2 Exocet (Perancis) untuk korvet SIGMA diterima 2010.
- 200 unit rudal anti-kapal C-705 (China) untuk KCR-40, dipesan 2011.
- 50 unit rudal anti-kapal Yakhont (Rusia) untuk frigate kelas Ahmad Yani, diterima 10 unit 2011.
- 10 rudal anti-kapal Kh-31P (Rusia), diterima 2011.

Torpedo
- 40 unit torpedo A244 324mm (Italia) untuk korvet SIGMA, diterima 2007;
- 12 unit torpedo A244 324 mm (Italia) untuk korvet SIGMA, diterima 2008-2009.

Meriam/Roket
- 6 unit peluncur roket multi-laras RM-70 112mm (Ceko), diterima 2003-2004;
- 4 unit meriam SAK-70 Mk-2 57mm (Swedia) untuk kapal patroli PB-57, diterima 2000-2004;
- 3 unit peluncur roket multi-laras RM-70 112mm (Ceko), diterima 2008;
- 2 unit meriam 76mm untuk 2 korvet SIGMA (Italia), diterima 2007;
- 2 unit meriam 76mm untuk 2 korvet SIGMA (Italia), diterima 2008-2009;
- 54 unit meriam KH-178 105mm (Korea Selatan), diterima 27 unit 2011.

Sistem Pertahanan Udara
- 1 unit sistem pertahanan udara MMSR Kobra (Polandia), diterima 2007.
- 1 unit sistem pertahanan udara MMSR Kobra (Polandia), diterima 2009;

Radar
- 4 unit radar maritim (Belanda) digunakan kapal patroli PB-57 NAV-5, diterima 2000-2004;
- 1 unit radar udara Master-T (Perancis) digunanakan satuan radar TNI AU, diterima 2006;
- 9 unit Ocean Master (Perancis) untuk 6 pesawat intai maritim NC-212MP dan 3 helikopter NBo-105, diterima 2000-2007;
- 3 unit Ocean Master (Perancis) untuk 3 pesawat intai maritim CN-235MPA, diterima 2008;
- 7 unit Ocean Master (Perancis) untuk 7 pesawat intai maritim CN-235MPA, dipesan 2009;
- 3 unit radar udara Master-T (Perancis) digunanakan satuan radar TNI AU, diterima 2 unit 2009 dan sisanya 2012;
- 16 unit radar tempur AN/APG 66 (Amerika Serikat) untuk 16 Hawk 209, diterima 1999-2007;
- 2 unit radar maritim untuk KCR-40, diterima 2011.

Sonar
- 2 unit sonar TSM-2633 Spherion-B (Perancis) untuk 2 korvet SIGMA diterima 2007.
- 2 unit sonar TSM-2633 Spherion-B (Perancis) untuk 2 korvet SIGMA diterima 2008-2009;

Sistem Tempur
- 4 unit sistem kontrol penembakan Lirod untuk 4 kapal patroli PB-57, diterima 2000-2004.
- 2 unit sistem kontrol penembakan untuk KCR-40, diterima 2011;

Turret
- 22 unit AV turret CM-90 90mm (Belgia) untuk IFV Black Fox CSE-90.

Mesin
- 12 unit mesin diesel TBD-620 (Jerman) untuk modernisasi korvet kelas Parchim, diterima 2000-2005.
- 12 unit mesin diesel MTU-400 (Jerman) untuk modernisasi korvet kelas Parchim, diterima 2000-2005.
- 6 unit turboshaft Makila 1A1 (Perancis) untuk modernisasi helicopter SA-330L/NSA-330L menjadi NSA-330SM, diterima 2004-2006.
- 7 unit turboprop PT-6A-62A (Kanada) untuk 7 pesawat latih KT-1B, diterima 2003-2005.
- 5 unit turboprop PT-6A-62A (Kanada) untuk 5 pesawat latih KT-1B, diterima 2007-2008.
- 8 unit turboprop PT-6 (Kanada) untuk 8 pesawat latih/tempur ringan EMB-314.
- 18 unit turboprop/turboshaft PW-100 (Kanada) untuk 9 pesawat angkut C-295.
- 2 unit mesin diesel B&W 8L (Denmark) untuk 1 kapal jenis LPD 122 meter, diterima 2003.
- 8 unit mesin diesel B&W 8L (Denmark) untuk 4 kapal jenis LPD 122 meter, diterima 2000-2011.
- 6 unit mesin diesel PA6 (Perancis) untuk 2 korvet SIGMA dan modernisasi 1 frigate kelas Ahmad Yani, diterima 2006-2007.
- 4 unit mesin diesel PA6 (Perancis) untuk 2 korvet SIGMA, diterima 2008-2009.
- 150 unit mesin diesel MIDR untuk 150 Panser Anoa 6x6, diterima 2008-2010.
- 12 unit mesin diesel MIDR untuk 12 Panser Anoa 6x6, dipesan 2010.
- 16 unit turbofan F404 untuk 16 pesawat latih/tempur ringan T-50, diterima 2011.
- 8 unit mesin diesel Caterpillar 3516 untuk modernisasi 4 korvet kelas Parchim, diterima 2002-2005.
- 2 unit mesin diesel Caterpillar 3612 untuk modernisasi 1 frigate kelas Ahmad Yani, diterima 2003.
- 8 unit mesin diesel Caterpillar 3616 untuk modernisasi 4 frigate kelas Ahmad Yani, diterima 2007-2008.
- 76 unit turboprop CT-7 9C3 untuk 38 CN-235 dan CN-235 MPA, diterima 36 unit 1993-2008.

Sumber: SIPRI
@Berita HanKam
http://beritahankam.blogspot.com/

Minggu, 22 Januari 2012

                                         RX 750

Menurut Ragung,
Gambar ini saya koleksi di tahun 1990an. Yang tampak paling besar adalah moke up RX 750 yang memiliki diameter roket 75 cm, rencananya bisa diluncurkan tahun 2010 silam. Bayangkan jika RX 750 ini ternyata sudah bisa terwujud dan kita bisa memasanginya dengan sistem kendali, jarak jelajahnya saya yakin akan lebih dari 300 km bahkan mungkin antara 500 sd 1000 km.Untuk saat ini yang baru santer diwartakan adalah RX 420 dan RX 420 ini sudah dirancang sebagai roket untuk peluncur satelit. Dan generasi lanjut dari roket peluncur satelit adalah RX 750 ini.

OLEH YUNI IKAWATI
Beragamnya aplikasi satelit dan meningkatnya kebutuhan wahana ini, ditambah berlakunya pelarangan pembelian komponen pembuat roket, mendorong Indonesia mengumpulkan daya agar mandiri dalam bidang peroketan yang dikembangkan sebagai wahana pengorbit satelit.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang mencapai usia 45 tahun pada 27 November lalu, sejak 2007 melakukan percepatan dalam pengembangan teknologi peroketan dan satelitnya. Percepatan itu terjadi setelah berhasil melepas ketergantungannya pada pembuatan bahan bakar propelan dari pihak asing, antara lain amonium perklorat.
Setelah sukses dengan peluncuran roket eksperimen berdiameter 320 mm atau Rx-320, Lapan berhasil melakukan uji statik Rx-420 pada Selasa (23/12) di Pusat Teknologi Wahana Dirgantara Lapan Rumpin, Tarogong, Tangerang. Pelaksanaan uji statik ini menyusul uji peluncuran roket kendali berdiamater 100 mm dan 300 mm serta roket balistik 122 mm yang diluncurkan akhir pekan lalu di Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Seusai menyaksikan pelaksanaan uji statik Rx-420 itu, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan akan terus mendorong Lapan untuk konsisten mengembangkan roket sesuai dengan kompetensinya hingga mampu mengorbitkan satelit. ”Untuk program roket tahun 2009, saya telah mengusulkan kepada DPR dana sebesar Rp 25 miliar,” ujarnya.

Pada 2009, jelas Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun, setelah keberhasilan uji statik Rx-420, program peroketan akan dilanjutkan dengan uji peluncuran roket tersebut yang menurut rencana dilaksanakan Mei 2009.
Dijelaskan Edi Sofyan, Ketua Kelompok Penelitian Bidang Kendali Roket Lapan, roket kendali RK-100 sebanyak tiga unit diluncurkan Sabtu (20/12) di Pamengpeuk, Garut Selatan. Misi peluncuran ini adalah untuk menguji sistem kendali pada sirip belakang.Peluncuran RK-100, yang mempunyai panjang 4 meter ini, merupakan fase ketiga eksperimen roket itu. Fase I yang dilakukan September 2007 masih ditemukan masalah pada bagian sayap. Setelah dilakukan perbaikan, dilakukan peluncuran RK-100 fase II pada Juni 2008.Adapun uji peluncuran roket kendali 300 mm yang merupakan tahap pertama, jelas Edi, bertujuan untuk menguji sistem pendorong roket dan turbo jet.Pada Minggu (21/12) di lokasi yang sama dilaksanakan peluncuran tahap pertama roket balistik RB-122 yang tidak dilengkapi dengan sistem kontrol. Pada uji peluncuran ini bertujuan untuk mengukur kinerja atau performansi motor roket.Pengujian kinerja roket baik sistem kendali dan balistik merupakan satu rangkaian dalam pengembangan roket pengorbit satelit.
KonfigurasiRx-420-320Roket eksperimen berdiameter 420 mm (Rx-420), pelaksanaan uji statiknya tertunda seminggu, karena diperlukan penambahan sistem penahan pada bagian ekor propulsi, agar aman. ”Dengan memasang sistem penahan yang memadai pada roket, yang ditempatkan pada posisi horizontal di lorong itu, maka roket akan tetap stabil ketika dilakukan uji penyalaan,” urai Adi. Dalam kondisi nyala, roket Rx-420 yang menggunakan bahan bakar amonium perklorat akan memiliki daya dorong hingga 10 ton dalam waktu 11 detik. ”Lepasnya penahan pernah terjadi pada tahun 1986 dalam uji statik sebuah roket. Akibatnya, roket keluar dari block house (rumah uji),” tambah Adi.Pengukuran hasil uji statik Rx-420, jelas Lilis Mariani, periset di Tim Uji Statik Rx-420, performasi roket ini sedikit lebih baik dibandingkan desain rencana, terutama pada daya dorong roket yang lebih tinggi dari yang direncanakan.Roket Rx-420 ini merupakan bagian penting dalam konfigurasi Roket Pengorbit Satelit (Satellite Launch Vehicle/SLV) Pertama Lapan yang direncanakan meluncur pada tahun 2014, jelas Yus Kadarusman Markis, Kepala Pusat Teknologi Wahana Dirgantara Lapan.Pada SLV-I itu, terdiri dari roket tiga tingkat, yaitu pada tingkat pertama dipasang tiga roket Rx-420 sebagai pendorong atau booster, pada tingkat dua satu propulsi berdiameter 420 sebagai sustainer, dan di tingkat tiga propulsi 320.Dengan komposisi roket tersebut dan menggunakan bahan bakar propelan padat, menurut Yus, telah memadai untuk membawa satelit ke orbit. ”Roket pengorbit ini memungkinkan membawa nano satelit yang persiapannya makan waktu dua tahun,” tambah Adi.Satu roket Rx-420 yang berbobot sekitar 2 ton memiliki jangkauan 120 km. Dengan konfigurasi itu, SLV-I diharapkan dapat menjangkau ketinggian sekitar 400 km. Roket ini dapat membawa muatan 50 kg untuk sampai pada orbit yang dicapai minimal pada ketinggian 250 km. Kecepatan horizontal roket di orbit mencapai 8 km per detik.Saat ini Lapan tengah mengembangkan sendiri material yang lebih ringan untuk roket, karena pengembangan teknologi pembuatan baik propelan maupun material roket bersifat tertutup.”Pembelian material dari pihak asing tidak dimungkinkan karena semua negara, termasuk China, tidak lagi memenuhi pesanan material untuk pembuatan roket dari Indonesia, sebagai negara yang masuk kategori perlu diawasi seperti Iran,” urai Yus.Pada tahapan selanjutnya, Lapan akan terus mengembangkan roket berdiameter lebih besar, yaitu Rx-540 dan Rx-750. Roket Rx-420 merupakan roket keenam yang dikembangkan Lapan selama ini. Roket generasi terdahulu berturut-turut memiliki diameter 70, 100, 150, 250, dan 320 mm.
Sejak beberapa tahun lalu, lanjut Yus, peneliti Lapan juga telah mengembangkan bahan bakar propelan cair yang baru mencapai bobot 10 kg. Masih diperlukan waktu lama untuk sampai pada kapasitasnya untuk mendukung roket pengorbit satelit.Kendalanya karena kurangnya sumber daya manusia peneliti dan sulitnya memperoleh bahan baku, serta tingginya tingkat kesulitan dan bahaya ledakan dalam pembuatan propelan cair. Meski begitu, Lapan harus mengembangkan pembuatan propelan cair yang memiliki kelebihan daripada propelan padat, yaitu membuat roket mudah dikendalikan ketika mengorbit.
sorce : kompas..com
\

Sabtu, 21 Januari 2012

38 PERUSAHAAN ALUTSISTA DAN ALMATSUS DALAM NEGERI






38 PERUSAHAAN ALUTSISTA DAN ALMATSUS DALAM NEGERI:

Mabes TNI : Rantis 4x4 TNI
Balitbang Kemhan : Roket 122&200mm, Rpeater UHF, Munisi90mm
Dislitbangad : Remote Control Weapon System
Dislitbangal : Munisi dan senjata APS
Dislitbangau : Modulator TWT Radar Thomson
BPPT : 1 UAV Baru
LIPI : Radar ISRA Coastal
Lapan : Roket ะค 120 mm
PT. Pindad : Kendaraan Peluncur Roket
PT. Dirgantara Indonesia : Model Pesawat CN-295
PT. PAL : Miniatur PKR. KCR-60, LPD-125, FPB-57
PT.LEN : Combat Management System
PT. Dok Kodja Bahari : Maket Kapal BCM-122
PT. Lundin Industry Invest : Maket KCR
PT. Auto Car : Engine
CV. Indopulley Perkasa : Runflet, Boogie Wheel
PT. Info Global Tekhnologi Semesta : MPD, MFD
PT. Sari Bahari : Bom P-100 Latih
PT. Fista Bahari Internusa : Life craft
PT. Tesco Indomaritim : Landing Craft Vehicle Personel
CV. Maju Mapan : Payung Udara Barang
PT. Infra RCS : Surveillance
CV. Nuslisty Abadi Medika : Kelambu Malaria
PT. CMI : Tekhnologi Radar APQ 159 untuk pesawat F-5
PT. Palindo Marine : Miniature KCR
PT. Persada Aman Sentosa : Helm & Rompi Tempur
PT. Indah Angurah Abadi : Azimuth Rudder Propeller
PT. Maju Sentosa Pertiwi : Minyak Senjata dan Kimia Perawatan
PT. Saba Wijaya Persada : Helm dan Rompi Tempur
PT. Aura Sakti Engineering : Peralatan Alins/Alongins
PT. Bogar Artha Satria : Filter Tank Scorpion
PT. Surya Segara : Food Ration dan Drinking Water
PT. Sritex : Tenda Pleton
PT. Uavindo : 4 Pesawat UAV
PT. Fiber Glass Perkasa : Miniature FPB 28,5 mm
CV. Guno Meja : Kursi Lapangan
PT. Langit Biru Parasut : PUO Freefall
PT. Wira Jayadi Bahari : Prototype APC Amphibi

" Kapal Polisi Pol-Air Berbagi Type"

Kepolisian air RI memiliki 11 unit Type A, 32 unit type B, dan 647 unit type C:

KP-514 Abiamnyu
 

                                KP Abimanyu- 514 Jenis Kapal Patroli tipe A
Spesifikasi:
Panjang                  :     49,5 meter,
Lebar                      :     45,38 meter
Tinggi                      :     4,80 meter.
Kecepatan             :     15 Knot.
Mampu memuat    :     128 awak (Penumpang)

Kapal ini dibuat dengan menggunakan anggaran polri tahun 2010 senilai 48 M, dan dibangun selama seteahun oleh PT Duma Tanjung Perak Surabaya. KP Abimanyu  diresmikan pada bulan Desember 2011. Polri memiliki kapal patroli type A sebanyak 11 buah. 



KP-629

KP Merak- 629 Jenis Kapal Patroli type B

Spesifikasi:
Panjang                  :     45 meter,
Lebar                      :     5   meter
Tinggi                      :     2  meter.
Berat                      :      100 Ton
Kekuatan mesin    :     220 s/d 330 PK
Kecepatan             :     20 s/d 24 Knot.
Mampu memuat    :     20 awak (Penumpang)

Persataan:
Weapon                  :     20 dan 25 mm    

Polri memiliki kapal patroli type B  sebanyak 32 buah. Kapal jenis type B sekitar Senilai Rp1,8 M.



KP Gagak- 017 Jenis Kapal Patroli tipe C diresmikan Desember 2011

Spesifikasi:
Panjang                  :     16 meter,
Lebar                      :     4   meter
Tinggi                      :     1   meter.
Mesin                      :     2   unit.
Kecepatan             :     30 Knot.
Mampu memuat    :     6  Awak
Daya Jelajah          :     400 nm (not mile)


                               
Kapal Hibah dari Australia ini, masih ditambah dua lagi yaitu Kapal Sikatan-018 dan Kapal Pelatuk-019. Polri memiliki sebanyak 647 unit type C  dengan daya jelajah 400 nm (not mile). Kapal yang punya 2 unit mesin pokok ini mempunyai awak 6 orang anak buah kapa

"Polri mendapatkan HIbah Kapal Tipe C dari Australia"



Tiga kapal hibah AFP tersebut adalah Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018, dan Kapal Pol Pelatuk-019. Kapal tersebut adalah tipe C atau berukuran kecil. Berukuran panjang 16 meter kapal-kapal ini memiliki kecepatan 30 knot dengan daya jelajah 400 nm (not mile). Kapal yang punya 2 unit mesin pokok ini mempunyai awak 6 orang anak buah kapal.

AUSTRALIA memberikan hibah 3 kapal tipe c untuk kepolisian Replubik Indonesia. Ketiga kapal yang terdiri dari 017 Kp Gagak, 018 Kp Sikatan, dan 019 Kp Pelatuk diberikan dalam upaya melengkapi armada kapal type c yang dimiliki Polri. Dengan hibah tiga kapal tersebut berarti Polri memiliki kapal type sebanyak 647 kapal. Selain hibah kapal itu, Polri juga meresmikan pengoperasian Kapal Abimanyu dengan nomor lambung 514 yang merupakan kapal tipe A. 
Kepala Polisi Replubik Indonesia, Jenderal Timur Pradopo mengatakan, ketiga kapal bantuan dari Australia ini merupakan hibah murni dan tidak berkaitan dengan apapun kecuali semangat kerjasama menangani kejahatan di laut yang berkaitan dengan masalah narkotika, terorisme penyelundupan orang, dan perdagangan manusia serta lainnya. 

Lebih lanjut, Timur menjelaskan bahwa ketiga kapal hibah ini nantinya akan memperkuat armada yang sudah. "Kami masih membutuhkan masih banyak lagi kapal-kapal seperti ini untuk bertanggungjawab terhadap 12 mil perairan Indonesia. Kapal ini sangat efisien,cepat, dan memiliki mobilitas tinggi," ucapnya. 

Sementara itu, Menteri dalam negeri Australia, Brandon O Connor, mengatakan pemberian ini dikarenakan pihaknya mempunyai dasar pemberantasan kejahatan lintas negara seperti narkotika, penyelundupan manusia, perdagangan jadi kapal ini sangat membantu dalam kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Australia.

Dilanjutkan Brandon, Australia memandang bantuan ini sebagai upaya menambah kinerja polisi Indonesia yang sudah bekerja dengan baik, khususnya dalam memerangi kejahatan-kejahatan lintas negara di perbatasan antara Indonesia dan Australia.

Kepala divisi Humas Inspektur Jendral Saud Usman Nasution menambahkan selain 3 kapal tersebut, pihaknya pun meresmikan kapal Abimanyu yang dibuat dengan menggunakan anggaran polri tahun 2010 senilai 48 M, dan dibangun oleh PT Duma Tanjung Perak Surabaya. Kapal ini memiliki panjang 49,5 meter, lebar 45,38 meter dan tinggi 4,80 meter."Kapal ini dikerjakan setahun yang lalu dan hari ini sebagai peresmian penggunaannya. Kapal ini mampu mengangkut 128 penumpang dengan kecepatan 15 knot," imbuhnya.

Dikatakan Saud, saat ini  kepolisian air RI memiliki 11 unit Type A, 32 unit type B, dan 647 unit type C, sedangkan untuk hasil kinerja polisi air, di tahun 2010 telah menangani 442 kasus, di tahun 2011 telah menargetkan 435 kasus, dan telah menyelamatkan uang negara sebesar Rp 155.250.000.000. "Kami akan terus mengupayakan kinerja maksimal dari kepolisian air baharkam Polri untuk memberantas kejahatan yang dilakukan di perairan," tukasnya.(ical)



http://nasional.vivanews.com/news/read/269960-polri-terima-3-kapal-canggih-dari-australia

Jumat, 20 Januari 2012

Anoa 6x6

Anoa 6x6 buatan pindan ini adalah APS, atau angkut personil, digunakan oleh Batlyon Mekanis di sebagian TNI_AD  di Indonesia. APS memiliki senapan serbu kaliber 20 MM. Sedangkan Anoa ini adalah mengadopsi  VAB Renault Perancis... Sedangkan Anoa dibuat pertama adalah 4x4, memiliki dua ban kanan dan kiri. diproduksi di tahun 2008 dan diresmikan akhir tahun 2009 dalam penggunaannya. Anoa juga digunakan dalam misi PBB di Lebanon di Tahun 2010 dan 2011