PT Dirgantara Indonesia (PTDI) direncanakan bakal memproduksi 15 unit pesawat jenis N-219 yang akan digunakan untuk penerbangan perintis di Provinsi Papua."Pengembangan N-219 sudah mulai dilakukan yang prototipenya ditargetkan rampung pada 2014," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisjahbana di Bandung, Kamis (12/1).
Menurut Andi, biaya produksi satu unit pesawat berkapasitas 19 penumpang ini mencapai sekitar 4 juta dolar AS. Atau sekitar Rp36 milyar.
"Untuk itu dibutuhkan dana sekitar 60 juta dolar AS atau sekitar Rp540 miliar untuk menyelesaikan seluruh proyek tersebut," katanya.
Ia menjelaskan pihaknya sudah menyampaikan proposal kepada pemerintah untuk mendapat pembiayaan dari APBN. "Pengembangan pesawat N-219 tersebut mendapat dukungan penuh pemerintah seperti Kementerian Ristek, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan," katanya.
Menurutnya pesawat jenis N-219 merupakan tipe pesawat yang sangat cocok dan handal untuk wilayah perintis seperti Papua dan sekitarnya.
Pasalnya, dari 310 bandara di seluruh wilayah Papua sebanyak 90 persen di antaranya memiliki landasan pacu kurang dari 800 meter.
"Landasan pacu di wilayah Papua umumnya berukuran pendek, bahkan ada yang hanya 400 meter. Tentu dibutuhkan pesawat yang cocok untuk digunakan di wilayah itu," tegasnya.
Selain pembiayaan dari pemerintah, juga akan diupayakan diperoleh dari perusahaan yang akan mengoperasikan pesawat komersial tersebut. http://
Tidak ada komentar:
Posting Komentar