Kilo Class Rusia
Australia cemas setelah TNI AL berencana membeli 12 kelas Kilo dari Rusia.
21 Maret 2011, Surabaya -- (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa pengadaan kapal selam untuk memperkuat armada TNI Angkatan Laut tidak perlu dilakukan dengan terburu-buru.
MAdiun, Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto menyatakan bahwa keberadaan kapal selam sangat penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. "Kalau ada negara lain yang berkomentar soal pembelian kapal selam, ya silakan saja," katanya usai berziarah ke makam ibundanya di Makam Srindit, Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu. Panglima Djoko Suyanto tidak menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa pemerintah Australia bersikap dingin tentang rencana Pemerintah Indonesia membeli 12 kapal selam dari Rusia. Menurut panglima, rencana TNI AL membeli 12 kapal selam dari Rusia itu merupakan bagian dari proyek pengadaan senjata hingga tahun 2024 yang bertujuan memperkuat pertahanan dan sebagai alat strategis untuk mengamankan wilayah perairan Indonesia. Fungsi kapal selam bagi TNI-AL, kata dia, sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang tidak menutup kemungkinan banyak kapal-kapal selam asing yang mencoba mengintai perairan Indonesia.
Apalagi pada saat latihan tempur TNI AL, dikhawatirkan adanya kapal selam milik negara asing yang setiap waktu selalu mengikuti dan mengintai. "Maka keberadaan kapal selam tersebut merupakan kebutuhan yang penting," katanya. Pernyataan panglima TNI tersebut disampaikan menanggapi adanya pemberitaan di salah satu koran nasional hari Sabtu yang menyebutkan Menteri luar negeri (Menlu) Australia Alexander Downer sempat bersikap dingin terkait pembelian 12 kapal selam dari Rusia. Selain itu, kepala Pusat Studi Strategis dan Pertahanan Australian National University, Hugh White, menyatakan bahwa pembelian kapal selam itu dinilai menjadi ancaman nyata kepada kapal perang Australia. Pasalnya kapal selam buatan Rusia tersebut berkualitas tinggi yang akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Indonesia. Sehingga kemungkinan adanya konflik terbuka antara Australia dengan Indonesia sangat besar.
http://www.kemhan.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar